Puasa bukan hanya sekedar menahan lapar dan dahaga. Puasa mengandung makna sebagai penyadaran kembali fitrah manusia bahwa dia adalah ‘manusia’.

Manusia dengan keterbatasan fisik, mental dan emosi. Dengan begitu puasa diharapkan menumbuhkan empati terhadap lingkungan sosial. Tanpa puasa, manusia terkadang lupa dengan kondisi di sekelilingnya, bahkan lupa kepada diri sendiri sebagai fitrahnya.

Dengan puasa, manusia diharapkan sadar dan berekasi positif dengan meningkatkan tindakan-tindakan yang bermanfaat bagi sekelilingnya. Pertahanan diri terhadap kondisi lapar, dahaga dan keinginan-keinginan ‘menyenangkan’ lainnya, akan merangsang syaraf  emosional dan nurani yang diharapkan melahirkan empati akan kekurangan manusia disekitarnya.

Puasa yng ikhlas akan melahirkan pribadi-pribadi yang berjiwa  bersih, dan ketebalan akan Iman, yang tidak bisa diraih hanya dengan teori dan hafalan tulisan, melainkan hanya bisa ditempuh  melalui praktek yang salah satunya adalah puasa.