bumi tak makin membaik

Leave a comment


bumi yang gersang

bumi setelah merapi meletus

air tanah dan api… tak mau lagi berteman

karna manusia makin congkak dan pongah..

bumi tak makin ramah

air tanah dan api… tak mau lagi dipermainkan

karna manusia makin rakus …

kini tinggallah manusia blingsatan

ketika sadar alam tak mau disuap..

otak bodohnya berulah…

sempat terpikir tuk menyuap Tuhan.. terlambat

merapi & mentawai sudah teriak

senja situpatengan

Leave a comment


Sayup petikan gitar mengalun

lelaki tua pemetik gitar

Sayup petikan gitar mengalun

Lelaki tua compang-camping seperti duduk

jari-jarinya yg lepas entah kemana… tinggal tersisa kuku kuku tajam

Senja situpatengang

Lelaki tua compang-camping seperti duduk

berdiri dengan dengkul menapak seakan tak hiraukan kaki dan tangan yg buntung

Entah berapa lagu telah kau mainkan

Bungkus kresek itu belum juga terisi uang

Lalu lalang pengunjung…. pesolek kota, canda ria, berpose pose

lelaki-pemetik-gitar

lelaki tua pemetik gitar

Hanya menoleh…. menjauh…

Lelaki tua compang-camping seperti duduk

Masihkah kau bersenandung…?

(januari 2010)

ketika

Leave a comment


ketikatlah kutulis dan kusiratkan semua…
sgala prasaan dan ungkapan hati
tak semuanya enak dibaca…
biarpun tak mewakili semua
tlah kudendangkan semua…
senandung suasana jiwa yg manis dan pahit
biarpun tak semua bisa dilagu-kan
tlah kau lihat mata menataptlah kau lihat semua sikap
tlah kau dengar ungkapan berucapsmua 
tlah ku siratkan .. dalam langkah menuju
ak berarti kau pelabuhan tmpat bersandar
tak juga

teman

Leave a comment


Soraya, lahir di Solo, Indonesia pada tahun 19...

Image via Wikipedia

puisi-teman
teman….senandung yang dulu kau titipkan itu masih ada padaku
hiasan warni warni dari riasan bungamu masih ada padaku
bahkan bingkai ukiran kayu yang diikat rotan…masih ada

teman…
aat waktu berpacu mencari usaianya.....senandungmu semakin tersengal
riasan bungamu layu hampir mengering
dalam bingkai yang semakin rapuh…..
adakah yang tersisa tuk disenandungkan?
Juni_2009

si tua meraih asa

Leave a comment


tua meraih asatak rentan oleh kebisingan dan murka alam ..
kau jalan terpatah patah…. 

merias jalan dengan darah amis memabukkan
lintang dan pelangi alam hanyalah hiasan waktu
yang tak mudah membuatmu senyum
karna didepan sana… 
sebuah asa menanti jawabmu..

(wiro/july ’11)

Older Entries